Channelberitabaru Keramaian di pasar tradisional dapat menjadi medium penularan. Meski aktivitas jual-beli di pasar mulai berangsur normal, baik penjual maupun pembeli diimbau untuk tetap menjaga kebersihan guna meminimalisir risiko penyebaran.

Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan, pasar tradisional menjadi lokasi yang amat rentan untuk penularan corona.

"Namun kita harus berhati-hati, karena pasar tradisional termasuk tempat yang rentan terjadi penularan corona. Banyak orang datang dari penjuru kota sering membuat pasar penuh sesak," kata Reisa dalam konferensi pers yang disiarkan kanal YouTube BNPB, Sabtu (13/6).

Hal ini disebabkan tingkat kebersihan di pasar tradisional yang masih abai terhadap protokol kesehatan. "Kebersihan yang kurang terjaga dan standar sanitasi dan higienis yang belum ketat membuat pasar jadi tempat yang berisiko," kata dia.

Agar pasar tak jadi medium penularan, Reisa meminta penjual dan pengunjung lebih menjaga kebersihan selama berbelanja. Aturan kebersihan selama belanja telah tercantum dalam SE Menteri Perdagangan Nomor 12 Tahun 2020.




Untuk itu, Reisa juga meminta para pedagang di pasar menggunakan masker atau face shield hingga sarung tangan selama berjualan. Selain itu, dia juga mengingatkan agar para pedagang rajin mencuci tangan dan menjaga kebersihan.

"Para pedagang wajib menggunakan masker atau face shield dan sarung tangan selama beraktivitas. Hindari menyentuh wajah terutama mata hidung dan mulut ketiga berdagang. Apalagi menaikturunkan masker dengan tangan yang kotor. Ingat, cuci tangan sesering mungkin," tegasnya.

Reisa menyebut beberapa pasar yang bisa menjadi contoh penerapan protokol kesehatan. Misalnya salah satu pasar di Yogyakarta yang menerapkan kawasan wajib masker. Kemudian Pasar Bukateja di Purbalingga yang membuat partisi plastik antar-pedagang. Di pasar ini para pedagang menggunakan masker dan pelindung wajah (face shield). Serta pasar yang berada di Kota Salatiga yang membuat penanda jaga jarak bagi pedagang.

Reisa mengutip data Ikatan Pedagang Pasar Indonesia bahwa ada 400 lebih kasus dari 93 pasar di seluruh Indonesia. Namun, angka itu tak bisa mewakili gambaran umum karena masih ada belasan ribu yang tak ada laporan kasus positif COVID-19.

Per Sabtu (12/6) pukul 12.00 WIB, jumlah pasien positif bertambah 1.014 orang, sehingga total kini ada 37.420 terjangkit corona. Kabar baiknya, jumlah pasien virus corona yang sembuh bertambah 563 orang, menjadi 13.776 orang.

Artikel Asli