Tenaga Medis Virus Corona di Sragen Diancam dan Diteror

Giliran nggak ditolong, ngeluh lagi!

ChannelberitabaruSeorang tenaga medis wanita berinisial S (50) di Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, dikabarkan diintimidasi serta diteror. Perlakuan ini dia terima ketika sedang melayani seorang pasien yang positif virus corona di daerah tersebut. Pelaku mengirimkan ancaman penuh intimidasi kepada tenaga medis tersebut melalui aplikasi pesan singkat.

Dalam pesan yang dia kirim, pelaku menyebut telah dizalimi oleh tenaga medis sehingga berniat melakukan pembalasan. Pelaku lalu mengklaim bahwa dia sudah mengetahui identitas dari tenaga medis yang memeriksanya.

Saya (pelaku) sudah tahu Anda. Nanti anda akan menerima akibatnya. Kami punya cara sendiri untuk membalas. Atos-atos njeh Bu (Hati-hati ya Bu). Orang yang zalim pasti binasa. Kalau gak sekarang berarti besok atau lusa. Hati-hati dengan kehidupan Anda. Anda jual kami beli, tulis peneror dalam pesan itu.

Kejadian ini dikonfirmasi kebenarannya oleh Camat Kedawung, Nugroho Dwi Wibowo. Nugroho mengatakan telah mendapat laporan dari tenaga medis tersebut mengenai ancaman via WA. Nugroho menduga pelaku mengancam karena merasa dikucilkan.


Benar ada laporan itu. Itu (latar belakangnya) ada anggota keluarganya yang positif, terus ada rapid dan sebagainya. Dia mungkin merasa agak dikucilkan di lingkungannya, biasa kan warga tidak berani mendekat, kan wajar di saat seperti ini, ujar Nugroho, dilansir dari Detikcom.

Nugroho mengatakan sejauh ini mereka selalu bekerja sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan. Isolasi terhadap pasien yang positif virus corona adalah keharusan, untuk memutus rantai penyebaran.

Apa yang jadi tugas gugus COVID-19 kabupaten kita laksanakan dengan maksimal, tanpa ada kita menjustifikasi seseorang. Kita menjalankan tugas saja, imbuhnya.

Sementara itu, Kepala UPTD Puskesmas Kedawung, Windu Nugroho menyesalkan terjadinya intimidasi dan aksi teror terhadap salah satu pekerjanya. Tenaga medis hanya melaksanakan pekerjaannya, tapi kok malah diancam?

Benar salah satu staf mendapatkan pesan seperti itu. Sebenarnya penanganan pasien tidak ada yang berbeda dengan yang lain. Kalau ada yang positif di-rapid test, kalau positif dikarantina, ini kok malah diancam, kata Windu.

Sekda Sragen, Tatag Prabawanto juga sudah mendapatkan informasi mengenai peristiwa ini. Pihaknya kini sedang berupaya menyelesaikan masalah ini, agar tidak ada lagi tenaga medis yang diancam hanya karena bekerja sesuai protokol kesehatan.

COVID-19 ini kan sesuatu yang membahayakan. Pemerintah melakukan hal-hal demikian kan untuk menyelamatkan. Kita harus mengesampingkan dulu tradisi, adat istiadat, kebiasaan, untuk keselamatan orang banyak, paparnya.

Tatag berharap warga memahami bahwa penyebaran virus corona harus segera ditekan, agar kondisi normal seperti dahulu bisa dirasakan kembali. Dia berharap peristiwa ini tidak membuat tenaga medis menyerah dalam melayani masyarakat.

Kalau kami punya niat jelek kenapa kami tidak biarkan saja. Tapi kan yang akan terdampak juga lingkungannya. Kita selamatkan manusia dan lingkungannya. Agar hal seperti ini untuk dijadikan pemahamanlah. Untuk petugas medis, kita tetap berusaha, jangan patah semangat, tambahnya.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo bahkan lebih tegas lagi menyikapi masalah ini. Dia langsung meminta aparat kepolisian turun tangan untuk menyelesaikan masalah teror kepada tenaga medis. 

Saya harap polisi tidak usah ragu. Kami mendukung siapapun yang mengancam untuk ditindak, apalagi kepada tenaga medis, kata Ganjar.

Sedih aja sih rasanya melihat masih ada tenaga medis yang mendapatka perlakuan tidak menyenangkan dari masyarakat. Padahal, mereka justru berusaha menyembuhkan masyarakat yang terpapar virus corona. Kalau tenaga medis ogah bertugas, siapa lagi yang akan berada di garda terdepan? Bagaimana tanggapanmu?