Diduga Ada yang Terjangkit Virus Corona, Gedung BRI II Diisolasi


ChannelBeritaBaru


ChannelBeritaBaru - Penyebaran virus Corona diduga sudah mulai masuk ke Indonesia. Gedung BRI II di kawasan Bendungan Hilir dikabarkan diisolasi karena seorang pegawai di sana diduga terjangkit virus yang berasal dari Cina tersebut.

Informasi awal yang Tempo terima, isolasi dilakukan lantaran seorang pegawai Huawei Tech Investment yang berkantor di gedung BRI II diduga terjangkit virus tersebut. Si pegawai diduga baru pulang dari Cina.

Seorang pegawai yang kantornya berada di gedung BRI II membenarkan kabar itu. Melalui pesan singkat, dia mengaku tak bisa keluar karena gedung BRI II diisolasi.

"Iya, kabarnya begitu (diisolasi). Masih diinvestigasi. Makanya nggak boleh keluar kantor dulu saat ini. Stay di ruangan masing-masing," ujar si pegawai yang tak mau dibuka identitasnya tersebut.

Dia menambahkan, informasi tersebut baru diterima karyawan di gedung perkantoran tersebut selepas istirahat makan siang. Saat ini penghuni gedung perkantoran tersebut telah dibagikan masker. Si karyawan juga mengaku suasana saat ini cukup mencekam.

"Jujur, saya sih panik," ujarnya.

Virus Corona mulanya berjangkit di Wuhan, Cina. Virus ini diyakini bersumber dari satwa liar yang diperdagangkan secara ilegal di sebuah pasar hewan di pusat kota Wuhan. Virus ini disebut menyerang sistem pernafasan manusia dan bisa mengakibatkan kematian. Hingga Rabu kemarin, 17 korban telah tewas di Cina karena virus tersebut.

Gejala Virus Corona?

Virus dapat membuat orang sakit, biasanya menyerang saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, mirip dengan flu biasa. Gejala-gejala Corona seperti pilek, batuk, sakit tenggorokan, mungkin sakit kepala dan mungkin demam, yang dapat berlangsung selama beberapa hari.

Bagi mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, orangtua dan orang yang sangat muda, ada kemungkinan virus dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan yang lebih rendah dan lebih serius, seperti pneumonia atau bronkitis.
Ada beberapa virus korona manusia yang diketahui mematikan.

Mirip seperti virus MERS. MERS pertama kali dilaporkan terjadi di Timur Tengah pada tahun 2012 dan juga menyebabkan masalah pernapasan, tetapi gejala-gejala tersebut jauh lebih parah. Tiga hingga empat dari setiap 10 pasien yang terinfeksi MERS meninggal, menurut CDC.

Sindrom pernafasan akut yang parah, juga dikenal sebagai SARS, adalah corona lain yang dapat menyebabkan gejala yang lebih parah. Pertama kali diidentifikasi di provinsi Guangdong di China Selatan, menurut WHO, itu menyebabkan masalah pernapasan, tetapi juga dapat menyebabkan diare, kelelahan, sesak napas, gangguan pernapasan, dan gagal ginjal.

Bergantung pada usia pasien, tingkat kematian dengan SARS berkisar antara 0-50% dari kasus, dengan orangtua yang paling rentan.

Corona di Wuhan saat ini dianggap lebih ringan daripada SARS dan MERS dan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengembangkan gejala. Pasien sampai saat ini biasanya mengalami batuk ringan selama seminggu diikuti oleh sesak napas, menyebabkan mereka harus ke dokter, jelas Peter Horby, profesor penyakit menular baru dan kesehatan global di University of Oxford.

Sejauh ini, sekitar 15 persen hingga 20 persen kasus menjadi parah, membutuhkan, misalnya, ventilasi di rumah sakit.