Penjualan Dolce & Gabbana di China Menurun Pasca Iklan Rasis


Fashion


ChannelBeritabaru - Dampak iklan kontroversial yang dinilai rasis dari brand pakaian Dolce & Gabbana di Tiongkok masih terus berlanjut. Hal ini terbukti dari menurunnya penjualan produk mereka di Cina dalam periode satu tahun terakhir.

Padahal sebelum ada kasus tersebut, penjualan Dolce & Gabbana di Cina cukup baik. Bahkan, 30 persen penjualan mereka dikatakan berasal dari negeri tirai bambu ini.

Melansir dari South China Morning Post, 2 September 2019, total keseluruhan pendapatan brand asal Italia per Maret 2019 memang meningkat sebesar 4,9 persen yakni setara dengan 1,38 juta Euro atau setara dengan Rp21,5 miliar lebih. Tetapi, pendapatan dari pasar kawasan Asia Pasifik menyusut cukup signifikan. Hanya di Jepang, pendapatan brand tersebut stabil di angka lima persen.

Pendapatan sejak kontroversi hingga saat ini mengalami penurunan sebesar tiga persen. Sebelumnya, kontribusi pendapatan dari Asia mencapai 25 persen, dan kini turun menjadi 22 persen.

Dari pengarsipan oleh Italy's Chamber of Commerce (Dewan Perdagangan Italia), penurunan ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga Maret 2020. Pihak Dolce & Gabbana hingga saat ini belum memberikan tanggapan atas penurunan ini.

Kendati penurunan dialami di bagian Asia, pendapatan Dolce & Gabbana justru meningkat di wilayah Amerika. Penjualan di wilayah Eropa juga tetap stabil.Robot ID PKV

Penjualan di Amerika meningkat sebesar tiga persen, dari awalnya 13 persen menjadi 16 persen per periode 2018 hingga pertengahan 2019. Pasar lainnya seperti di Italia stabil di 23 persen dan kawasan Eropa lainnya tetap di 28 persen.